SEMANGAT BERLITERASI







 Kegiatan literasi di tingkat sekolah sudah berjalan, namun saya masih merasakan kegiatan tersebut masih kurang efektif. Menurut saya, banyak faktor yang menjadi penyebab kegiatan literasi belum berjalan dengan efektif.

Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya bahan bacaan. Bahan bacaan yang tersedia di perpustakaan sekolah sudah cukup banyak, tetapi yang disarankan untuk dibaca oleh siswa adalah buku fiksi, bukan buku pelajaran atau buku nonfiksi. Jumlah buku fiksi di perpustakaan sekolah masih belum dapat memenuhi kebutuhan siswa. Oleh karena itu, siswa hanya mendapatkan satu buku untuk berdua. Selain karena jumlahnya yang terbatas, ada pertimbangan lain, yaitu untuk mengurangi risiko buku tidak cepat rusak atau bahkan hilang. Hal ini karena selama kegiatan literasi berlangsung, sudah banyak laporan buku kembali dalam keadaan rusak, bahkan ada yang tidak kembali sesuai dengan jumlah yang dipinjam, atau dengan kata lain hilang.

Sering saya meminta siswa untuk membawa buku dari rumah. Saya tanyakan satu per satu siapa yang punya buku cerita di rumah? Ada satu dua anak yang mengangkat tangannya. Berarti ada siswa yang punya buku cerita di rumah. Saya juga menyarankan siswa untuk menyisihkan uang jajan mereka untuk membeli buku yang murah-murah saja, ternyata ada beberapa siswa yang mau membeli buku cerita, yang lain tenang-tenang saja tidak merespon. Saya jadi berpikir bahwa siswa memang tidak ada kemauan untuk membeli buku atau memang benar-benar tidak memiliki uang untuk membeli buku...?

Selama ini, kegiatan literasi hanya berjalan dengan cara siswa meminjam buku di perpustakaan sekolah pada jam literasi yang terjadwal sekitar 40 menit. Tugasnya hanya membaca. Hanya membaca, namun mereka seakan tidak betah untuk membaca. Yang terlihat malah mereka asyik ngobrol hingga lupa bukunya belum terbaca satu lembar pun ketika lonceng berbunyi.

Sebagai seorang guru, saya sering penasaran dan bertanya-tanya, bagaimana kegiatan literasi yang efektif? Apakah siswa hanya dihadapkan pada buku cerita saja? Apakah tidak ada kegiatan lain yang dapat dilakukan agar kegiatan literasi berjalan dengan efektif dan juga tentu dapat membuat siswa senang membaca?

https://www.gurusiana.id/read/tripujiastuti/article/semangat-berliterasi-4074720

Namun, pada suatu saat saya sempat melihat ada satu siswa duduk di teras kelas pada saat istirahat. Di tangannya ada sebuah buku cerita yang sengaja dipinjamnya dari perpustakaan sekolah. Dia asyik membaca walau hanya sendirian. Dari situlah saya tahu bahwa untuk menumbuhkan budaya membaca butuh waktu. Butuh proses yang panjang. Suatu saat dalam diri mereka, anak didik kita, akan tumbuh budaya membaca. Tentu saja dengan bimbingan guru yang suka membaca dan memahami pentingnya literasi.


Komentar

Popular Posts